Budayakan ‘Etika’ dalam SMS & E-mail tinggalkan Paradigma lama.
Budayakan ‘Etika’ dalam SMS & E-mail tinggalkan Paradigma lama.
Era Digital.
Saat ini, kita hidup di era Digital (dunia maya), yang dianggap bahwa dunia maya ternyata bisa membawa berkah dan keuntungan, termasuk bisa mengangkat derajat seseorang menjadi kaya mendadak. Banyak contoh dan buktinya seperti; Bill Gates raja sofeware Microsoft, Boss Yahoo Jerry Yang dan Google, Youtube, para broker, snacker, hacker internet, baik yang bisnisnya jujur atau yang tidak jujur. Banyak barang dijual melalui internet, acara TV lokal “kickandy” dan luar negeri “Oprah Winfrey” bisa dilihat di internet, penggalangan dana untuk cetak buku Dharma, dan sosial juga di internet. Koran nasional seperti Kompas dan Media Indonesia bisa dilihat di internet. Radio BBC London dan radio VOA Amerika bisa dilihat internet, artikel dan naskah Dhamma juga bisa dilihat di internet. Alamat wihara dalam dan luar negeri bisa dilihat di internet. Kasarnya, hampir semua transaksi bisnis bisa dilakukan melalui internet, bahkan orang yang sulit cari jodoh bisa memilih dan berkenalan melalui internet tapi harus hati-hati. Dulu anak-anak sekolah tidak pernah tahu tentang dunia maya seperti internet, tapi saat ini mereka pulang sekolah langsung buka internet, baik main game, atau yang lainnya, yang disinyalir ternyata anak-anak sekolah SD pun suka buka internet tentang pornografi. Karena itu, orang tua zaman kini harus ekstra hati-hati dan mesti mengawasi anaknya, jika mereka sudah mengerti tentang internet. Sebab, yang dikhawatirkan ialah dampak negatif dari kebebasan dunia maya saat ini. Buktinya saat ini anak-anak sekolah bisa bebas transfer film porno melalui HP, bahkan yang melakukannya anak-anak SMA. Akhirnya banyak anak pria remaja berani nekad memperkosa temannya sendiri, entah coba-coba mau tahu, tapi jawabnya karena terpengaruh akibat nonton film porno. Begitu pula para mahasiswa yang kost jauh dari rumah, orang tuanya harus sering menjenguk dan memantau.
Etika dalam SMS & E-mail.
Tulisan ini bukan untuk menggurui atau menyinggung anda yang suka SMS & kirim E-mail, tapi tujuan utamanya ialah himbauan atau ajakan kepada anda untuk belajar ber-etika dalam lingkup pergaulan. Bukan hanya secara teknis di masyarakat umumnya (lapangan), namun pergaulan saat ini bertambah luas seiring zaman kekinian, yaitu mencakup berkomunikasi di dunia maya (SMS, E-mail, Website). Alasan ini saya kemukakan, karena saya sering mendapat kiriman SMS, E-mail tapi kadang tidak tahu siapa penulisnya, sebab mereka tidak menyertakan data atau nama sebenarnya. Hal itu tentunya cukup dibikin pusing, sedangkan isinya penting sekali, buntutnya membinggungkan, mau dibalas tidak tahu namanya, tidak dibalas bagaimana. Menuliskan nama atau data anda sebenarnya tidak rugi, tidak akan menghabiskan biaya mahal, dan tidak menghabiskan waktu lama, jangan tergesa-gesa dalam menulis SMS, E-mail dsb. Sebab hal itu adalah salah satu bentuk kepribadian, harga diri anda, dan tata-krama dalam etika pergaualan di masyarakat, terakhir ialah tanggung jawab anda sebagai anggota masyarakat yang baik dan benar. Orang yang mengerti bisa menilai sifat dan kepribadian seseorang hanya dari tulisan anda, tidak harus bertemu dan bercakap-cakap. Apalagi mereka yang berkecimpung dalam dunia akademik, yang lebih mengutamakan etika dasar ini. Bagaimana anda akan dihargai oleh orang lain, jika anda sendiri suka dan cenderung bersembunyi dibalik tulisan, yang kadang membuat orang lain jengkel. Melalui tulisan ini, saya mengajak anda yang suka SMS, kirim E-mail, Website, cobalah mulai saat ini kita bertekad untuk membudayakan ber-etika dalam dunia maya.
Syarat Penulis, Penterjemah, Editor, Penerbit buku Dharma.
Syarat-syarat sebagai Penulis dan Penterjemah, Editor, Penerbit buku Dharma sbb: Harus tahu arti bahasa Pali, memiliki wawasan yang luas, pengalaman, pengetahuan duniawi yang luas. Punya pengetahuan dan pengertian Dharma yang luas dan dalam, dedi-kasih yang tinggi, terakhir harus pernah latihan meditasi secara intensif (wipassana). Syarat tersebut demi menunjang hasil tulisan dan terjemahan yang benar dan berguna sesuai Dharma, menuntun ke dalam batin hingga bisa mencerahkan (mata Dharma). Menimbulkan keyakinan, menambah kuatnya keyakinan kepada Buddha, Dharma dan Sanggha. Akhirnya membawa manfaat dan kebahagiaan bagi pembaca saat ini dan kehidupan selanjutnya. Menterjemahkan buku Dharma jangan secara teks book dengan modal tahu dan ahli berbagai bahasa misalnya inggris dan pali, karena hasil bahasanya jadi kaku kurang gereget bahkan tidak mengerti alur ceritanya, sebab tidak mengikuti konteks cerita atau tujuan isi buku tersebut. Yang perlu diperhatikan lagi adalah ‘Etika menulis’ yang kadang diabaikan, lihat semua buku bermutu di toko Gramedia pasti ditulis; ‘judul asli/asal, penulis pertama’, dsb, hal itu bentuk tanggung jawab demi menghidari pelanggaran hak cipta yang sering disebut ‘Pembajakan’ buku. Sebab itu, buku penerbitan “Sri Manggala” lembar muka selalu ada ‘Profil’ dengan foto dan datanya, yang tujuannya bukan sekadar nampang atau untuk kesombonan. Tapi, kami memang beda, ini sebagai bentuk tanggung jawab, jadi kami membuktikan secara factual bukan basa basi, maaf saja jangan disamakan dengan yang lain soal isi dan tanggung jawab. Yang saat ini terdengar banyak gossip atau isu bahwa zaman boleh maju dan modern tapi justru orang kurang tanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sungguh klise.
Himbauan belajar manajemen, sistem, dan program.
Saya anjurkan umat belajar manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan kepada Yayasan Tzu Chi, dengan daftar masuk Relawan Tzu Chi. Hubungi sdr. Usman Hp: 08121007888, atau sdr. Roger Hp. O811885522. Bila sudah mengerti dan menguasainya lalu diterapkan di wihara masing-masing. Alasannya, bahwa umat Buddha selama ini tidak tahu bahkan tidak mengerti hal itu, karena pemimpin dan sesepuhnya tidak mau belajar tentang manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan. Sementara kini kebanyakan umat hanya tahu ‘kebaktian’ baca paritta, dengar ceramah, diskusi titik. Seiring zaman telah jauh berubah kita harus dapat mengikutinya, yang penting tidak melanggar akidah Dharma. Justru seperti kiprah Relawan Tzu Chi dinilai oleh umat lain ‘salut, sangat mengormati dan merasakan mafaatnya’, itulah praktik Dharma sebenarnya, tidak hanya sekadar teori Dharma yang muluk dan tinggi. Hal ini saya kemukakan bukan tanpa alasan, sebab banyak sekali para bhikkhu dari kampung, saat ini kalau pulang kampung naik bus atau kereta api, mereka dihormati oleh para umat lain, baik ketika mau naik atau di dalam bus, atau kereta api. Tidak seperti dulu sebelum adanya DA’Ai TV, kiprah Relawan Tzu Chi yang sering bakti sosial membantu masyarakat di lapangan ketika terjadinya bencana alam atau musibah. Tujuan bakti sosial tentunya bukan gila hormat, gila dipuja, namun semua pujian dan penghormatan tidak lain ialah buah dari keteladanan perbuatan baik dan terpuji, serta efek manfaatnya. Dan ingat! Semua pujian itu datang dengan sendirinya tanpa diminta, buktinya Buddha yang sudah Parinibbana 2 abad lebih tapi mengapa sampai saat ini umat masih mau memuja, menghormati Beliau, padahal yang dipuja dsb itu adalah patung. Dan apakah sebelumnya memang Buddha mengharapkan pujaan dan penghormatan seperti itu? Kan tidak, bahkan Beliau menolaknya. Yang dikedepankan ialah ketulusan dan sukacita dalam berbuat baik kepada orang lain yang membutuhkan dan tepat waktunya, itu saja. Di puji, dihormati atau tidak hal itu sudah bukan urusan kita yang menanam kebajikan itu. Inilah inti yang diajarkan oleh Guru Petapa dari India yang satu ini ialah Buddha Gotama.
Mohon maaf.
Saya mohon maaf bila tulisan ini menyinggung atau mengusik batin anda yang sudah terbiasa dengan budaya lama, namun alangkah baiknya bila kita mulai sadar dan mau mengubah paradigma lama yang kurang baik menjadi baik dan benar. Itulah tujuan saya menulis hal ini, dan terimakasih atas segla perhatiannya.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Salam damai dan bahagia selalu.
Bhikkhu Sudhammacaro.
Ditulis, 3 Mei 2008.
Era Digital.
Saat ini, kita hidup di era Digital (dunia maya), yang dianggap bahwa dunia maya ternyata bisa membawa berkah dan keuntungan, termasuk bisa mengangkat derajat seseorang menjadi kaya mendadak. Banyak contoh dan buktinya seperti; Bill Gates raja sofeware Microsoft, Boss Yahoo Jerry Yang dan Google, Youtube, para broker, snacker, hacker internet, baik yang bisnisnya jujur atau yang tidak jujur. Banyak barang dijual melalui internet, acara TV lokal “kickandy” dan luar negeri “Oprah Winfrey” bisa dilihat di internet, penggalangan dana untuk cetak buku Dharma, dan sosial juga di internet. Koran nasional seperti Kompas dan Media Indonesia bisa dilihat di internet. Radio BBC London dan radio VOA Amerika bisa dilihat internet, artikel dan naskah Dhamma juga bisa dilihat di internet. Alamat wihara dalam dan luar negeri bisa dilihat di internet. Kasarnya, hampir semua transaksi bisnis bisa dilakukan melalui internet, bahkan orang yang sulit cari jodoh bisa memilih dan berkenalan melalui internet tapi harus hati-hati. Dulu anak-anak sekolah tidak pernah tahu tentang dunia maya seperti internet, tapi saat ini mereka pulang sekolah langsung buka internet, baik main game, atau yang lainnya, yang disinyalir ternyata anak-anak sekolah SD pun suka buka internet tentang pornografi. Karena itu, orang tua zaman kini harus ekstra hati-hati dan mesti mengawasi anaknya, jika mereka sudah mengerti tentang internet. Sebab, yang dikhawatirkan ialah dampak negatif dari kebebasan dunia maya saat ini. Buktinya saat ini anak-anak sekolah bisa bebas transfer film porno melalui HP, bahkan yang melakukannya anak-anak SMA. Akhirnya banyak anak pria remaja berani nekad memperkosa temannya sendiri, entah coba-coba mau tahu, tapi jawabnya karena terpengaruh akibat nonton film porno. Begitu pula para mahasiswa yang kost jauh dari rumah, orang tuanya harus sering menjenguk dan memantau.
Etika dalam SMS & E-mail.
Tulisan ini bukan untuk menggurui atau menyinggung anda yang suka SMS & kirim E-mail, tapi tujuan utamanya ialah himbauan atau ajakan kepada anda untuk belajar ber-etika dalam lingkup pergaulan. Bukan hanya secara teknis di masyarakat umumnya (lapangan), namun pergaulan saat ini bertambah luas seiring zaman kekinian, yaitu mencakup berkomunikasi di dunia maya (SMS, E-mail, Website). Alasan ini saya kemukakan, karena saya sering mendapat kiriman SMS, E-mail tapi kadang tidak tahu siapa penulisnya, sebab mereka tidak menyertakan data atau nama sebenarnya. Hal itu tentunya cukup dibikin pusing, sedangkan isinya penting sekali, buntutnya membinggungkan, mau dibalas tidak tahu namanya, tidak dibalas bagaimana. Menuliskan nama atau data anda sebenarnya tidak rugi, tidak akan menghabiskan biaya mahal, dan tidak menghabiskan waktu lama, jangan tergesa-gesa dalam menulis SMS, E-mail dsb. Sebab hal itu adalah salah satu bentuk kepribadian, harga diri anda, dan tata-krama dalam etika pergaualan di masyarakat, terakhir ialah tanggung jawab anda sebagai anggota masyarakat yang baik dan benar. Orang yang mengerti bisa menilai sifat dan kepribadian seseorang hanya dari tulisan anda, tidak harus bertemu dan bercakap-cakap. Apalagi mereka yang berkecimpung dalam dunia akademik, yang lebih mengutamakan etika dasar ini. Bagaimana anda akan dihargai oleh orang lain, jika anda sendiri suka dan cenderung bersembunyi dibalik tulisan, yang kadang membuat orang lain jengkel. Melalui tulisan ini, saya mengajak anda yang suka SMS, kirim E-mail, Website, cobalah mulai saat ini kita bertekad untuk membudayakan ber-etika dalam dunia maya.
Syarat Penulis, Penterjemah, Editor, Penerbit buku Dharma.
Syarat-syarat sebagai Penulis dan Penterjemah, Editor, Penerbit buku Dharma sbb: Harus tahu arti bahasa Pali, memiliki wawasan yang luas, pengalaman, pengetahuan duniawi yang luas. Punya pengetahuan dan pengertian Dharma yang luas dan dalam, dedi-kasih yang tinggi, terakhir harus pernah latihan meditasi secara intensif (wipassana). Syarat tersebut demi menunjang hasil tulisan dan terjemahan yang benar dan berguna sesuai Dharma, menuntun ke dalam batin hingga bisa mencerahkan (mata Dharma). Menimbulkan keyakinan, menambah kuatnya keyakinan kepada Buddha, Dharma dan Sanggha. Akhirnya membawa manfaat dan kebahagiaan bagi pembaca saat ini dan kehidupan selanjutnya. Menterjemahkan buku Dharma jangan secara teks book dengan modal tahu dan ahli berbagai bahasa misalnya inggris dan pali, karena hasil bahasanya jadi kaku kurang gereget bahkan tidak mengerti alur ceritanya, sebab tidak mengikuti konteks cerita atau tujuan isi buku tersebut. Yang perlu diperhatikan lagi adalah ‘Etika menulis’ yang kadang diabaikan, lihat semua buku bermutu di toko Gramedia pasti ditulis; ‘judul asli/asal, penulis pertama’, dsb, hal itu bentuk tanggung jawab demi menghidari pelanggaran hak cipta yang sering disebut ‘Pembajakan’ buku. Sebab itu, buku penerbitan “Sri Manggala” lembar muka selalu ada ‘Profil’ dengan foto dan datanya, yang tujuannya bukan sekadar nampang atau untuk kesombonan. Tapi, kami memang beda, ini sebagai bentuk tanggung jawab, jadi kami membuktikan secara factual bukan basa basi, maaf saja jangan disamakan dengan yang lain soal isi dan tanggung jawab. Yang saat ini terdengar banyak gossip atau isu bahwa zaman boleh maju dan modern tapi justru orang kurang tanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sungguh klise.
Himbauan belajar manajemen, sistem, dan program.
Saya anjurkan umat belajar manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan kepada Yayasan Tzu Chi, dengan daftar masuk Relawan Tzu Chi. Hubungi sdr. Usman Hp: 08121007888, atau sdr. Roger Hp. O811885522. Bila sudah mengerti dan menguasainya lalu diterapkan di wihara masing-masing. Alasannya, bahwa umat Buddha selama ini tidak tahu bahkan tidak mengerti hal itu, karena pemimpin dan sesepuhnya tidak mau belajar tentang manajemen, sistem dan program sosial masyarakat keagamaan. Sementara kini kebanyakan umat hanya tahu ‘kebaktian’ baca paritta, dengar ceramah, diskusi titik. Seiring zaman telah jauh berubah kita harus dapat mengikutinya, yang penting tidak melanggar akidah Dharma. Justru seperti kiprah Relawan Tzu Chi dinilai oleh umat lain ‘salut, sangat mengormati dan merasakan mafaatnya’, itulah praktik Dharma sebenarnya, tidak hanya sekadar teori Dharma yang muluk dan tinggi. Hal ini saya kemukakan bukan tanpa alasan, sebab banyak sekali para bhikkhu dari kampung, saat ini kalau pulang kampung naik bus atau kereta api, mereka dihormati oleh para umat lain, baik ketika mau naik atau di dalam bus, atau kereta api. Tidak seperti dulu sebelum adanya DA’Ai TV, kiprah Relawan Tzu Chi yang sering bakti sosial membantu masyarakat di lapangan ketika terjadinya bencana alam atau musibah. Tujuan bakti sosial tentunya bukan gila hormat, gila dipuja, namun semua pujian dan penghormatan tidak lain ialah buah dari keteladanan perbuatan baik dan terpuji, serta efek manfaatnya. Dan ingat! Semua pujian itu datang dengan sendirinya tanpa diminta, buktinya Buddha yang sudah Parinibbana 2 abad lebih tapi mengapa sampai saat ini umat masih mau memuja, menghormati Beliau, padahal yang dipuja dsb itu adalah patung. Dan apakah sebelumnya memang Buddha mengharapkan pujaan dan penghormatan seperti itu? Kan tidak, bahkan Beliau menolaknya. Yang dikedepankan ialah ketulusan dan sukacita dalam berbuat baik kepada orang lain yang membutuhkan dan tepat waktunya, itu saja. Di puji, dihormati atau tidak hal itu sudah bukan urusan kita yang menanam kebajikan itu. Inilah inti yang diajarkan oleh Guru Petapa dari India yang satu ini ialah Buddha Gotama.
Mohon maaf.
Saya mohon maaf bila tulisan ini menyinggung atau mengusik batin anda yang sudah terbiasa dengan budaya lama, namun alangkah baiknya bila kita mulai sadar dan mau mengubah paradigma lama yang kurang baik menjadi baik dan benar. Itulah tujuan saya menulis hal ini, dan terimakasih atas segla perhatiannya.
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Salam damai dan bahagia selalu.
Bhikkhu Sudhammacaro.
Ditulis, 3 Mei 2008.
Komentar