Pengantar. Dalam Wisudhi/Pentahbisan Upasaka/Upasika, atau Kelahiran Anak-Cucu, ada beberapa peraturan dalam memberi Nama Buddhis yang akan diterangkan sebagai berikut ini. Memberi nama kepada anak yang baru lahir harus diperhatikan dan jangan memberi nama sembarang. Sebuah nama akan membawa pengaruh besar terhadap kehidupan ia, contohnya ketika Pangeran Sidhatta (calon Buddha) lahir orang tuanya Raja Suddhodana dan Ratu Maha Maya langsung memanggil paranormal ahli kebatinan, untuk meminta nama bagi bayi yang baru lahir itu, lalu diberi nama Sidhatta yang artinya tercapai cita-citanya. Ternyata di kemudian hari Pangeran Sidhatta menjadi anak yang cerdas, penuh belas-kasih dan semua keinginannya terkabul tanpa banyak halangan, hingga akhirnya menjadi Buddha. Begitupula kita harus ingat dan memerhatikan dalam hal memberi nama kepada anak yang baru lahir, juga dalam wisudhi atau penahbisan upasaka dan upasika. Pada buku ini, nama-nama Buddhis yang tercantum disusun menurut dan mengik
Mantra Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) dengan terjemahan Indo ini banyak di baca oleh Umat Mahayana khususnya, karena banyak membawa manfaat secara Spiritual maupun duniawi. Banyak kisah nyata ke-Agungan Mantra Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) dari Umat Mahayana yang telah merasakan manfaatnya, saat sikon mendesak/ terdesak. Banyak ke-Agungan atau ke-Ajaiban datang setelah sering membaca Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani), yg sulit dipercaya oleh akal sehat kita, tapi nyata ada. Sebab itu, untuk membuktikan anda harus YAKIN dan Tekad Kuat dalam mebaca Mantra Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani). Ada Guru Spiritual memberitahu kalau buktikan manfaat Ta Pei Cou (Mahakaruna Dharani) ini, anda coba baca sampai 5000 (lima ribu) kali, misalnya tiap hari 10-30 kali, sambil cia-cai (vegetarian). Nanti kalau sudah jumlahnya 5000 kali anda akan lihat dan rasakan sendiri apa manfaatnya. oleh Shu Hikari 李倫惶 pada 08 November 2010 jam 22:49 Ta Pei C
Diskusi Dharma Facebook. Tanya: Namaste bhante, fangshen (melepaskan makhluk hidup: burung, ikan, belut, kura-kura, dsb.) adalah hal yg baik dilakukan. Tetapi akhir-akhir ini makhluk hidup yang umumnya di fangsen menjadi bisnis rutin yg dijalankan oleh penjual, makin banyak makhluk itu di fangsen makin banyak orang yang menjalani bisnis itu. Dalam hal ini apakah melakukan fangshen masih memiliki poin baik. Terimakasih bhante sebelumnya, atas pencerahannya, sadhu. Teman-teman trimakasih atas dedikasi dan komennya untuk menambah pengetahuan dan pencerahan bagi teman-teman lainnya, semoga anda semua berbahagia di dalam Dharma, Sebenarnya banyak umat yang sudah membuktikan Fangshen. Ada fakta yang bhante kasih tahu sama umat yang mamanya umurnya 84 tahun ketabrak motor waktu pulang belanja dari pasar. Lalu diopersi otak dan darahnya disedot, dan koma selama 5-6 bulan, bhante doa paritta dan kasih tahu supaya fangshen tiap hari, tiba-tiba bisa berangsur baik dan sehat, padahal dokter bilang
Komentar
AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA