Tahun 2016 dan 2017 Berpotensi Menjadi Tahun Terpanas-Senin, 14 September 2015 | 23:00 WIB KOMPAS.com — Dua tahun mendatang bisa merupakan yang terpanas secara global, ungkap riset badan meteorologi Inggris. Perubahan besar bisa jadi sedang berlangsung dalam sistem iklim kita, dengan emisi rumah kaca yang meningkatkan dampak dari kecenderungan-kecenderungan alam. Riset itu menunjukkan, El Nino terus bergerak di Pasifik, yang akan meningkatkan suhu dunia secara keseluruhan. Namun, musim-musim panas di Eropa juga bisa lebih dingin saat bagian dunia lain justru lebih hangat. Menurut para ilmuwan, suhu permukaan bumi tahun 2015 rata-rata mencatat pada atau mendekati rekor terpanas (0,68 derajat celsius di atas suhu rata-rata tahun 1961-1990).
Direktur Hadley Centre Dinas Meteorologi Inggris, Prof Stephen Belcher, mengatakan, "Dengan kemungkinan bahwa tahun depan suhu akan sama panasnya, jelaslah bahwa iklim kita akan terus berubah."
Sebelumnya, para ilmuwan mengungkapkan, bulan Juli 2015 mencatat rekor sebagai bulan terpanas.
Di Indonesia, berbagai faktor, khususnya El Nino, membuat musim kering tahun 2015 berlangsung lebih lama dari biasanya, bisa hingga Desember 2015, dan menjadi faktor pula yang memperparah kebakaran hutan.
Menurut para ilmuwan, suhu permukaan bumi tahun 2015 rata-rata
mencatat pada atau mendekati rekor terpanas (0,68 derajat celsius di atas suhu
rata-rata tahun 1961-1990). Dua tahun ke depan, rekor suhu terpanas bisa
Komentar