APA BEDANYA SENIMAN DAN KORUPTOR?
APA BEDANYA SENIMAN DAN KORUPTOR?
(sebuah renungan, kajian dan analisis)
Oleh Sampiran Trawas.
Fakta dan Realita.
Seniman motifasinya menghibur & Halal.
Para insan seniman hidupnya menjual kreatifitas seni, ada beberapa yang sampai mengeksploitasi tubuhnya (seni tari bali dll, dance, barong), hingga menguras energi, waktu dan pikiran. Semua yang mereka lakukan tidak lain untuk menyuguhkan satu bentuk hiburan semata, ada juga sebagian yang menyampaikan pesan moral dan sosial seperti Group Band Koes Plus, Ebiat.G.Ade, Group Bimbo, Iwan Fals, Franky&Jane, Group Band Slank, Agnes Monica, dsb. Demikian pula Parodi Politik seperti ‘Presiden BBM (Baru Bisa Mimpi)’ Butet Kertajasa, Effendi Ghazali, Nano Riantiarno, Nanik L Karim, Srimulat; Tarsan, Mamik dkk, Tukul Arwana, Extra Vaganza, Eko Patrio dkk. Tapi dibalik pekerjaan itu, semuanya boleh dibilang karya seni yang nyata-nyata pekerjaan yang tulus menghibur masyarakat, jadi termasuk kategori ‘Halal’.
Dalam istilah agama Islam ada pekerjaan yang Halal dan Haram, tentu yang dimaksud adalah tindakan dan pekerjaan seni yang tidak keluar dari hukum maupun secara aturan Agama. Selain itu, para abang seniman di mana pun berada hidupnya sederhana terutama di Indon, entah kalau di luar negeri. Meski pun banyak gosip miring tentang kehidupan seniman, tapi hal itu jumlahnya sangat minim, di bandingkan para seniman original yang notabene hidup mereka kadang tak jelas. Sebut saja seniman jalanan seperti ‘Topeng Monyet’, ‘Ketoprak’, ‘Topeng Cirebonan’, ‘Reog Ponorogo’, ‘Barong Cirebonan’, ‘Wayang Golek’, ‘Wayang Kulit’, ‘Wayang Orang’. Hingga kesenian budaya di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irin Jaya-Papua’. Kita sering disuguhi berita gambar di TV, maupun di koran nasional ‘Kompas’ tentang centang merentang kehidupan seniman jalanan tersebut. Pernah beberapa kali di tayangkan di TV swasta cuplikan gambar perjalanan hidup dan derita nestapa para seniman jalanan. Sampai menjalani hidupnya di kolong ‘Jembatan’, dengan kamar hanya pas sepanjang tubuh kira-kira 2 meter saja. Tempat itu pun harus digunakan untuk berdandan, makan-minum, sambil senda-gurau bersama teman seprofesinya, mandi di tepi sungai. Disamping menghafal naskah, dan rencana kerja selanjutnya.
Saya adalah salah satu warga Indon yang sempat terharu dan menitikkan air mata, ketika menyaksikan perjalanan hidup mereka para seniman jalanan. Hanya demi menghibur masyarakat yang sedang shok stres dan depresi menghadapi krisis ekonomi yang sedang melanda dunia. Para abang seniman bukan tak tahu ‘Krisis Ekonomi Global’, dan bukannya mereka tidak merasakannya. Padahal, jika mereka sadar, sebenarnya mereka sendiri para seniman sama-sama manusia yang juga mengalami penderitaan lebih berat dalam sepanjang perjalanan hidupnya. Jadi, walau tidak adanya krisis ekonomi global, mereka yah tetap seperti itu. Misalnya penderitaan dan cemoohan, pahit getirnya, serta suka-duka yang tak terbandingkan adalah makanan keseharian mereka yang hidup di kota ‘Metropolitan’, dengan segudang problemnya, kadang di gusur oleh aparat yang tak berprikemanusiaan. Bagaikan bumi dan langit istilahnya hidup para seniman jalanan, dibandingkan dengan para pejabat terutama anggota DPR. Namun, toh mereka para seniman tetap teguh, sabar, dan tabah serta ‘Tawakal’. Semua derita dan nestapa hidup di negeri sendiri, mereka lawan dengan penuh kearifan dan ketekunan, serta perjuangan yang pantang menyerah, sebab mereka mengerti bahwa hidup ini hanyalah ‘Sandiwara’. Mereka tahu sedang menjalani perannya masing-masing mengikuti ‘Skenario Takdir Ilahi’, dalam menyikapi hidup di era ‘Krisis Ekonomi Global’ saat ini. Andai diteliti atau disidik oleh ‘Kepolisian atau oleh KPK’ tentang penghasilan mereka para seniman jalanan ini, pastilah para penegak hukum itu menyatakan bahwa mereka bersih bebas dari ‘KKN” atau ‘Korupsi’. Alias penghasilan mereka abang seniman adalah ‘HALAL’ bukan seperti kebanyakan para pejabat yang hobi dan gemar ‘Korupsi’, yang dinilai secara ‘agama’ nafkah para pejabat yang korupsi adalah “HARAM’.
Koruptor Motif & Nafkahnya Haram mirip dengan ‘Hewan’.
Sungguh tak habis dipikir membaca dan menyaksikan berita-berita di Media cetak dan Elektronik, praktik para pejabat yang korupsi. Utamanya para anggota DPR dan DPRD, bahkan KPK (terdakwa Antasari Azhar) yang sering tertangkap basah di Hotel dalam aksinya ‘Praktik Korupsi’ plus perempuan penghibur (daun muda dan renyah). Alasan kami yang tak habis dipikir ialah, mereka beragama bahkan taat agama malah sudah jadi ‘Haji’ berulangkali (katanya orang suci). Mereka mendapat gaji tiap bulan puluhan juta, pasilitas mobil plus supir dan bensinnya, rumah mewah, kebutuhan hidupnya untuk makan, bayaran listrik, tunjangan sakit, obat, dsb, semua sudah dipenuhi. Malah, bisa jalan-jalan ke luar negeri gratis pakai uang rakyat, dengan alasan studi banding. Namun anehnya sekali lagi, mengapa kebanyakan para pejabat masih suka ‘Korupsi’? Ada lagi yang lebih parah dan tak masuk akal sehat saya ialah suka dan hobi main perempuan, baik dengan wanita masih perawan dengan alasan kawin siri-kontrak. Kadang dengan gadis bukan janda pun bukan, juga dengan wanita penghibur. Malah ada indikasi suka dan hobi main dengan perempuan yang sudah bersuami atau lebih keren disebut ‘Selingkuh’?. Bahkan beritanya, hubungan seksnya di kamar istirahat tempat mereka bekerja ‘Gedung DPR’ yang notabene kita sebagai warga masyarakat Indon menghormati tempat itu. Sebab dianggap, bahwa tempat itu adalah hanya khusus untuk membahas semua persoalan dinamikanya bangsa dan negara Indonesia.
Jadi, istilahnya baik tempat dan orang-orang yang duduk di gedung DPR dan MPR itu sangat terhormat, yang bisa diharapkan demi perbaikkan bangsa dan negara Indon ini, yang sedang carut-marut. Kami warga Indon tak tahu dan kurang mengerti apa isi otak mereka para pejabat yang suka dan hobi Korupsi plus main perempuan di tempat yang sama itu? Barangkali ada diantara mereka habis ‘sembahyang/solat duhur’ (Islam) atau doa ‘Roh-Kudus, Santa-Maria’ (Kristen-Katolik) siang hari lalu istirahat sambil main seks dengan wanita panggilan baik yang dijual atau yang sudah punya suami? Apakah persoalan seperti itu tidak pernah para pejabat dan anggota DPR membahasnya? Paling tidak dikurangi kalau tak mungkin dihentikan, atau jadwalnya main seks dan korupsinya dikurangi begitu? “Walahualam” kata para Kiyai dan Pastor serta Pendeta diseluruh Indon, tak mungkin lah, sebab semua itu adalah satu jenis kreatifitas kenikmatan indria yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Artinya bila ada kesempatan seperti itu harus segera diambil, jangan dibiarkan, daripada ‘Kawin Siri’ yang ruwet dan jelimet .
Bagaimana keadaan bangsa dan negara tercinta Indon ini akan berubah, bila para pejabatnya suka dan hobi ‘Korupsi plus main seks dengan Perempuan Nakal’ di tempat yang sama pula? Satu-satunya jawaban ialah ‘Niat dan Tujuannya” memang sudah dari awal harus korupsi, demi mengganti uang sehabis ongkos kampanye yang mahal dan besar. Niat atau Nawaytu bahasa Arab adalah sudah tertanam di dalam hati masing-masing anggota DPR maupun para pejabat lainnya yang suka dan hobi korupsi dan main seks dengan perempuan nakal di tempat yang sama. Kang Acil Bimbo malah menulis bahwa ‘banyak kondom bekas di area toilet’ dan berseliweran di kantor DPR dan kantor pejabat lainnya. Bukti inilah yang menguatkan tudingan bahwa ‘Niat dan Tujuan’ mereka memang harus korupsi plus main seks dengan perempuan nakal di satu tempat yang sama istilahnya ‘Aji Mumpung’. Yang dianggap paling aman dan tentram daripada di tempat lainnya, harus bayar mahal dan akan tercium gosip, seperti teman-temannya. Alhasil, menurut renungan, kajian dan analisis para Kyai dan pastor, serta pendeta, bahwa mereka yang suka melakukan hal buruk itu, tidak ada bedanya dengan ‘Hewan’ seperti ‘Anjing, Babi, Kambing, Sapi, Ayam, Harimau, dst. Hanya bedanya manusia bungkusnya orang atau manusia yang pakai baju dan celana. Tapi hewan bungkusnya seperti hewan punya moncong dan berbuntut lalu tidak berpakaian alias telanjang. Maka, sudah sepantasnya mereka para koruptur plus main seks di satu tempat yang sama, layak diberi gelar dan menyandang gelar ATMS atau Anggota ‘Taman Marga Satwa/Hewan’ bukan anggota DPR yang terhormat. Parahnya lagi Ketuanya DPR lupa memimpin lagu Indonesia Raya saat Presiden SBY menyampaikan pidato Nota RAPBN di gedung DPR, bahkan tak mau minta maaf kepada Presiden dan semua rakyat, keterlaluan.
Para pemimpin dan pejabat pemerintah yang semestinya memberi contoh suritauladan yang baik dan benar. Namun, justru sebaliknya istilahnya ‘Pagar Makan Tanaman’. Sungguh ironis!
Kesimpulan: Negara Indon kaya-raya (maaf kaya hutang) dengan sumber daya alam dan populasi penduduknya hingga berjumlah kira-kira 230 juta orang. Tapi masyarakatnya banyak yang miskin, busung lapar, bodoh (buta huruf), pengangguran bertambah terus, anak jalanan makin banyak, gepeng (gelandangan dan pengemis) tersebar di tiap kota dan daerah. Andaikata anda membantah atau menolak dan mengatakan bahwa keluarga kami kaya, cukup segalanya malah lebih.
Maka saya nyatakan bahwa yang anda salah! Coba pikir uang yang anda gunakan adalah uang dan kekayaan dari hutang pemerintah ke luar negeri bangsa asing tahu? Yang jumlahnya ribuan trilyun. Hutang pemerintah kepada IMF, bank dunia dan Obligasi (SUN) sampai tahun 2045 tidak bisa lunas (Kompas, Maret 2009), malah akan terus makin bertambah hutangnya. Alasannya, ‘Krisis Ekonomi Global’ yang akan menekan pertumbuhan ekonomi dunia malah minus di bawah 1,5 persen. Sebab itu, anda jangan sombong dan arogan sok pamer kekayaan dan uang di simpan di bank. Bahkan saat ini bangsa Indoensia ketergantungan amat kuat impor hasil bumi seperti gula, kedelai, bawang putih (lihat artikel ‘Mandiri, Berdikari, Merdeka’ oleh Siswono Yudo Husodo, Kompas, Agust’09 ).
Kalau saat ini anda membaca tulisan ini, bahwa uang dan kekayaan anda adalah hutang pemerintah ke bangsa asing luar negeri yang setumpuk, dan tidak bisa dibayar lunas hingga tahun 2045. Harusnya anda ‘MALU’ dan sadar lalu bagaimana caranya bertindak, inilah pesan saya. Singkatnya, negara dan bangsa Indon bukan kaya-raya dengan sumber daya alam, tapi kaya-raya oleh hutang kepada bangsa asing.
Pengamat sosial masyarakat.
Salam Sejahtera.
Sampiran Trawas.start: 0000-00-00 end: 0000-00-00
(sebuah renungan, kajian dan analisis)
Oleh Sampiran Trawas.
Fakta dan Realita.
Seniman motifasinya menghibur & Halal.
Para insan seniman hidupnya menjual kreatifitas seni, ada beberapa yang sampai mengeksploitasi tubuhnya (seni tari bali dll, dance, barong), hingga menguras energi, waktu dan pikiran. Semua yang mereka lakukan tidak lain untuk menyuguhkan satu bentuk hiburan semata, ada juga sebagian yang menyampaikan pesan moral dan sosial seperti Group Band Koes Plus, Ebiat.G.Ade, Group Bimbo, Iwan Fals, Franky&Jane, Group Band Slank, Agnes Monica, dsb. Demikian pula Parodi Politik seperti ‘Presiden BBM (Baru Bisa Mimpi)’ Butet Kertajasa, Effendi Ghazali, Nano Riantiarno, Nanik L Karim, Srimulat; Tarsan, Mamik dkk, Tukul Arwana, Extra Vaganza, Eko Patrio dkk. Tapi dibalik pekerjaan itu, semuanya boleh dibilang karya seni yang nyata-nyata pekerjaan yang tulus menghibur masyarakat, jadi termasuk kategori ‘Halal’.
Dalam istilah agama Islam ada pekerjaan yang Halal dan Haram, tentu yang dimaksud adalah tindakan dan pekerjaan seni yang tidak keluar dari hukum maupun secara aturan Agama. Selain itu, para abang seniman di mana pun berada hidupnya sederhana terutama di Indon, entah kalau di luar negeri. Meski pun banyak gosip miring tentang kehidupan seniman, tapi hal itu jumlahnya sangat minim, di bandingkan para seniman original yang notabene hidup mereka kadang tak jelas. Sebut saja seniman jalanan seperti ‘Topeng Monyet’, ‘Ketoprak’, ‘Topeng Cirebonan’, ‘Reog Ponorogo’, ‘Barong Cirebonan’, ‘Wayang Golek’, ‘Wayang Kulit’, ‘Wayang Orang’. Hingga kesenian budaya di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irin Jaya-Papua’. Kita sering disuguhi berita gambar di TV, maupun di koran nasional ‘Kompas’ tentang centang merentang kehidupan seniman jalanan tersebut. Pernah beberapa kali di tayangkan di TV swasta cuplikan gambar perjalanan hidup dan derita nestapa para seniman jalanan. Sampai menjalani hidupnya di kolong ‘Jembatan’, dengan kamar hanya pas sepanjang tubuh kira-kira 2 meter saja. Tempat itu pun harus digunakan untuk berdandan, makan-minum, sambil senda-gurau bersama teman seprofesinya, mandi di tepi sungai. Disamping menghafal naskah, dan rencana kerja selanjutnya.
Saya adalah salah satu warga Indon yang sempat terharu dan menitikkan air mata, ketika menyaksikan perjalanan hidup mereka para seniman jalanan. Hanya demi menghibur masyarakat yang sedang shok stres dan depresi menghadapi krisis ekonomi yang sedang melanda dunia. Para abang seniman bukan tak tahu ‘Krisis Ekonomi Global’, dan bukannya mereka tidak merasakannya. Padahal, jika mereka sadar, sebenarnya mereka sendiri para seniman sama-sama manusia yang juga mengalami penderitaan lebih berat dalam sepanjang perjalanan hidupnya. Jadi, walau tidak adanya krisis ekonomi global, mereka yah tetap seperti itu. Misalnya penderitaan dan cemoohan, pahit getirnya, serta suka-duka yang tak terbandingkan adalah makanan keseharian mereka yang hidup di kota ‘Metropolitan’, dengan segudang problemnya, kadang di gusur oleh aparat yang tak berprikemanusiaan. Bagaikan bumi dan langit istilahnya hidup para seniman jalanan, dibandingkan dengan para pejabat terutama anggota DPR. Namun, toh mereka para seniman tetap teguh, sabar, dan tabah serta ‘Tawakal’. Semua derita dan nestapa hidup di negeri sendiri, mereka lawan dengan penuh kearifan dan ketekunan, serta perjuangan yang pantang menyerah, sebab mereka mengerti bahwa hidup ini hanyalah ‘Sandiwara’. Mereka tahu sedang menjalani perannya masing-masing mengikuti ‘Skenario Takdir Ilahi’, dalam menyikapi hidup di era ‘Krisis Ekonomi Global’ saat ini. Andai diteliti atau disidik oleh ‘Kepolisian atau oleh KPK’ tentang penghasilan mereka para seniman jalanan ini, pastilah para penegak hukum itu menyatakan bahwa mereka bersih bebas dari ‘KKN” atau ‘Korupsi’. Alias penghasilan mereka abang seniman adalah ‘HALAL’ bukan seperti kebanyakan para pejabat yang hobi dan gemar ‘Korupsi’, yang dinilai secara ‘agama’ nafkah para pejabat yang korupsi adalah “HARAM’.
Koruptor Motif & Nafkahnya Haram mirip dengan ‘Hewan’.
Sungguh tak habis dipikir membaca dan menyaksikan berita-berita di Media cetak dan Elektronik, praktik para pejabat yang korupsi. Utamanya para anggota DPR dan DPRD, bahkan KPK (terdakwa Antasari Azhar) yang sering tertangkap basah di Hotel dalam aksinya ‘Praktik Korupsi’ plus perempuan penghibur (daun muda dan renyah). Alasan kami yang tak habis dipikir ialah, mereka beragama bahkan taat agama malah sudah jadi ‘Haji’ berulangkali (katanya orang suci). Mereka mendapat gaji tiap bulan puluhan juta, pasilitas mobil plus supir dan bensinnya, rumah mewah, kebutuhan hidupnya untuk makan, bayaran listrik, tunjangan sakit, obat, dsb, semua sudah dipenuhi. Malah, bisa jalan-jalan ke luar negeri gratis pakai uang rakyat, dengan alasan studi banding. Namun anehnya sekali lagi, mengapa kebanyakan para pejabat masih suka ‘Korupsi’? Ada lagi yang lebih parah dan tak masuk akal sehat saya ialah suka dan hobi main perempuan, baik dengan wanita masih perawan dengan alasan kawin siri-kontrak. Kadang dengan gadis bukan janda pun bukan, juga dengan wanita penghibur. Malah ada indikasi suka dan hobi main dengan perempuan yang sudah bersuami atau lebih keren disebut ‘Selingkuh’?. Bahkan beritanya, hubungan seksnya di kamar istirahat tempat mereka bekerja ‘Gedung DPR’ yang notabene kita sebagai warga masyarakat Indon menghormati tempat itu. Sebab dianggap, bahwa tempat itu adalah hanya khusus untuk membahas semua persoalan dinamikanya bangsa dan negara Indonesia.
Jadi, istilahnya baik tempat dan orang-orang yang duduk di gedung DPR dan MPR itu sangat terhormat, yang bisa diharapkan demi perbaikkan bangsa dan negara Indon ini, yang sedang carut-marut. Kami warga Indon tak tahu dan kurang mengerti apa isi otak mereka para pejabat yang suka dan hobi Korupsi plus main perempuan di tempat yang sama itu? Barangkali ada diantara mereka habis ‘sembahyang/solat duhur’ (Islam) atau doa ‘Roh-Kudus, Santa-Maria’ (Kristen-Katolik) siang hari lalu istirahat sambil main seks dengan wanita panggilan baik yang dijual atau yang sudah punya suami? Apakah persoalan seperti itu tidak pernah para pejabat dan anggota DPR membahasnya? Paling tidak dikurangi kalau tak mungkin dihentikan, atau jadwalnya main seks dan korupsinya dikurangi begitu? “Walahualam” kata para Kiyai dan Pastor serta Pendeta diseluruh Indon, tak mungkin lah, sebab semua itu adalah satu jenis kreatifitas kenikmatan indria yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Artinya bila ada kesempatan seperti itu harus segera diambil, jangan dibiarkan, daripada ‘Kawin Siri’ yang ruwet dan jelimet .
Bagaimana keadaan bangsa dan negara tercinta Indon ini akan berubah, bila para pejabatnya suka dan hobi ‘Korupsi plus main seks dengan Perempuan Nakal’ di tempat yang sama pula? Satu-satunya jawaban ialah ‘Niat dan Tujuannya” memang sudah dari awal harus korupsi, demi mengganti uang sehabis ongkos kampanye yang mahal dan besar. Niat atau Nawaytu bahasa Arab adalah sudah tertanam di dalam hati masing-masing anggota DPR maupun para pejabat lainnya yang suka dan hobi korupsi dan main seks dengan perempuan nakal di tempat yang sama. Kang Acil Bimbo malah menulis bahwa ‘banyak kondom bekas di area toilet’ dan berseliweran di kantor DPR dan kantor pejabat lainnya. Bukti inilah yang menguatkan tudingan bahwa ‘Niat dan Tujuan’ mereka memang harus korupsi plus main seks dengan perempuan nakal di satu tempat yang sama istilahnya ‘Aji Mumpung’. Yang dianggap paling aman dan tentram daripada di tempat lainnya, harus bayar mahal dan akan tercium gosip, seperti teman-temannya. Alhasil, menurut renungan, kajian dan analisis para Kyai dan pastor, serta pendeta, bahwa mereka yang suka melakukan hal buruk itu, tidak ada bedanya dengan ‘Hewan’ seperti ‘Anjing, Babi, Kambing, Sapi, Ayam, Harimau, dst. Hanya bedanya manusia bungkusnya orang atau manusia yang pakai baju dan celana. Tapi hewan bungkusnya seperti hewan punya moncong dan berbuntut lalu tidak berpakaian alias telanjang. Maka, sudah sepantasnya mereka para koruptur plus main seks di satu tempat yang sama, layak diberi gelar dan menyandang gelar ATMS atau Anggota ‘Taman Marga Satwa/Hewan’ bukan anggota DPR yang terhormat. Parahnya lagi Ketuanya DPR lupa memimpin lagu Indonesia Raya saat Presiden SBY menyampaikan pidato Nota RAPBN di gedung DPR, bahkan tak mau minta maaf kepada Presiden dan semua rakyat, keterlaluan.
Para pemimpin dan pejabat pemerintah yang semestinya memberi contoh suritauladan yang baik dan benar. Namun, justru sebaliknya istilahnya ‘Pagar Makan Tanaman’. Sungguh ironis!
Kesimpulan: Negara Indon kaya-raya (maaf kaya hutang) dengan sumber daya alam dan populasi penduduknya hingga berjumlah kira-kira 230 juta orang. Tapi masyarakatnya banyak yang miskin, busung lapar, bodoh (buta huruf), pengangguran bertambah terus, anak jalanan makin banyak, gepeng (gelandangan dan pengemis) tersebar di tiap kota dan daerah. Andaikata anda membantah atau menolak dan mengatakan bahwa keluarga kami kaya, cukup segalanya malah lebih.
Maka saya nyatakan bahwa yang anda salah! Coba pikir uang yang anda gunakan adalah uang dan kekayaan dari hutang pemerintah ke luar negeri bangsa asing tahu? Yang jumlahnya ribuan trilyun. Hutang pemerintah kepada IMF, bank dunia dan Obligasi (SUN) sampai tahun 2045 tidak bisa lunas (Kompas, Maret 2009), malah akan terus makin bertambah hutangnya. Alasannya, ‘Krisis Ekonomi Global’ yang akan menekan pertumbuhan ekonomi dunia malah minus di bawah 1,5 persen. Sebab itu, anda jangan sombong dan arogan sok pamer kekayaan dan uang di simpan di bank. Bahkan saat ini bangsa Indoensia ketergantungan amat kuat impor hasil bumi seperti gula, kedelai, bawang putih (lihat artikel ‘Mandiri, Berdikari, Merdeka’ oleh Siswono Yudo Husodo, Kompas, Agust’09 ).
Kalau saat ini anda membaca tulisan ini, bahwa uang dan kekayaan anda adalah hutang pemerintah ke bangsa asing luar negeri yang setumpuk, dan tidak bisa dibayar lunas hingga tahun 2045. Harusnya anda ‘MALU’ dan sadar lalu bagaimana caranya bertindak, inilah pesan saya. Singkatnya, negara dan bangsa Indon bukan kaya-raya dengan sumber daya alam, tapi kaya-raya oleh hutang kepada bangsa asing.
Pengamat sosial masyarakat.
Salam Sejahtera.
Sampiran Trawas.start: 0000-00-00 end: 0000-00-00
Komentar