Tanya Jawab
TANYA JAWAB:
Namo Buddhaya,
Beberapa waktu yang lalu saya ditanya oleh teman saya Mr. "S.K." mengapasewaktu dia memberi salam Buddhis yakni dengan beranjali (Kedua tangan dikatupdi depan dada) sambil mengucap: "Namo Buddhaya", tapi tidak dibalasoleh Bhikkhu di salah satu Vihara Theravada?
Padahal waktu beliau ke Vihara Mahayana, memberi salam "Namo Omitofou" langsungdibalas dengan anjali oleh Bhiksu tersebut.
Saya tidak dapat mejawab teman saya ini karena saya memang tidak tahu.Padahal hal yang sama saya alami pada pertama kali saya memberi salam kepadaBhikkhu Theravada, dan saya tidak merasa perlu bertanya karena salam sayatidak dibalas (walau penasaran, tapi diam saja).
Karena teman saya terus mendesak, maka saya bertanya pada Bhikkhu Sudhammacaro, dan menurut beliau adalah sbb:Hal ini merupakan tradisi dari Thailand dan Myanmar, tapi tidak tertulis dalamVinaya Pitaka. Bahwa Para Bhikkhu menjalankan 225 sila (atau 227? maaf Sutedja lupa)sedangkan Umat hanya menjalankan 5 sila, jadi merupakan suatu berkahbagi Umat dapat memberi hormat atau salam pada para Bhikkhu. Dan Bhikkhutidak perlu membalas salam tersebut.
Bagi tradisi lain, hal ini tidak ada, misalnya Dalai Lama, beliau memberi salamkepada siapa saja bahkan sampai membungkuk-bungkuk (sambil beranjali)kepada siapa saja yang memberi salam baik Umat Buddha yang menjalankan silamaupun yang Non-Buddhis yang mungkin tidak menjalankan sila.
Demikian jawaban dari Bhante.
Saya sedikit penasaran, begitu sampai di rumah, saya bongkar semua bukuDhamma saya yang memuat Foto Dalai Lama dan terlihat hampir semua fotomenunjukkan sikap beliau dengan tangan anjali kepada umatnya.
Bermanfaat atau tidak tulisan ini terserah para pembaca, tapi mudah-mudahandapat menjawab pertanyaan para Umat yang selama ini mungkin tidak mudah untuk mendapatkan jawaban yang pasti bila bertanya langsungkepada seorang Bhikkhu (Atau memang tidak berani bertanya).
Mudah-mudahan jawaban Bhante Sudhamacaro dapat menghilangkanprasangka Umat dan salah paham karena salam nya tidak dibalas.
Mettacitena,Sutedja Tjandra
=============================
DOA MAKAN:
Aku berterima kasih kepada Buddha
Aku berterima kasih kepada Mama dan Papa karena hingga kini aku hidup bahagia dan sehat
Saati ini aku makan hasil dari Mama dan Papa
Semoga makanan ini berguna bagiku untuk kesehatan dan kekuatan serta kebahagiaan dalam hidup ini.
Hingga kamma baik Mama dan Papa semoga berbuah kebahagiaan untuk selamanya.
DOA PERTOBATAN:
Semua perbuatan buruk yang telah kulakukan di masa lampau berawal dari lobha, dosa dan moha.
Bermulai dari tanpa awal timbul dari pikiran, ucapan dan perbuatan.
Kini aku bertobat dihadapan para Buddha.
Namo Buddhaya,
Beberapa waktu yang lalu saya ditanya oleh teman saya Mr. "S.K." mengapasewaktu dia memberi salam Buddhis yakni dengan beranjali (Kedua tangan dikatupdi depan dada) sambil mengucap: "Namo Buddhaya", tapi tidak dibalasoleh Bhikkhu di salah satu Vihara Theravada?
Padahal waktu beliau ke Vihara Mahayana, memberi salam "Namo Omitofou" langsungdibalas dengan anjali oleh Bhiksu tersebut.
Saya tidak dapat mejawab teman saya ini karena saya memang tidak tahu.Padahal hal yang sama saya alami pada pertama kali saya memberi salam kepadaBhikkhu Theravada, dan saya tidak merasa perlu bertanya karena salam sayatidak dibalas (walau penasaran, tapi diam saja).
Karena teman saya terus mendesak, maka saya bertanya pada Bhikkhu Sudhammacaro, dan menurut beliau adalah sbb:Hal ini merupakan tradisi dari Thailand dan Myanmar, tapi tidak tertulis dalamVinaya Pitaka. Bahwa Para Bhikkhu menjalankan 225 sila (atau 227? maaf Sutedja lupa)sedangkan Umat hanya menjalankan 5 sila, jadi merupakan suatu berkahbagi Umat dapat memberi hormat atau salam pada para Bhikkhu. Dan Bhikkhutidak perlu membalas salam tersebut.
Bagi tradisi lain, hal ini tidak ada, misalnya Dalai Lama, beliau memberi salamkepada siapa saja bahkan sampai membungkuk-bungkuk (sambil beranjali)kepada siapa saja yang memberi salam baik Umat Buddha yang menjalankan silamaupun yang Non-Buddhis yang mungkin tidak menjalankan sila.
Demikian jawaban dari Bhante.
Saya sedikit penasaran, begitu sampai di rumah, saya bongkar semua bukuDhamma saya yang memuat Foto Dalai Lama dan terlihat hampir semua fotomenunjukkan sikap beliau dengan tangan anjali kepada umatnya.
Bermanfaat atau tidak tulisan ini terserah para pembaca, tapi mudah-mudahandapat menjawab pertanyaan para Umat yang selama ini mungkin tidak mudah untuk mendapatkan jawaban yang pasti bila bertanya langsungkepada seorang Bhikkhu (Atau memang tidak berani bertanya).
Mudah-mudahan jawaban Bhante Sudhamacaro dapat menghilangkanprasangka Umat dan salah paham karena salam nya tidak dibalas.
Mettacitena,Sutedja Tjandra
=============================
DOA MAKAN:
Aku berterima kasih kepada Buddha
Aku berterima kasih kepada Mama dan Papa karena hingga kini aku hidup bahagia dan sehat
Saati ini aku makan hasil dari Mama dan Papa
Semoga makanan ini berguna bagiku untuk kesehatan dan kekuatan serta kebahagiaan dalam hidup ini.
Hingga kamma baik Mama dan Papa semoga berbuah kebahagiaan untuk selamanya.
DOA PERTOBATAN:
Semua perbuatan buruk yang telah kulakukan di masa lampau berawal dari lobha, dosa dan moha.
Bermulai dari tanpa awal timbul dari pikiran, ucapan dan perbuatan.
Kini aku bertobat dihadapan para Buddha.
Komentar